Bertani dengan menggunakan metode secara organik terus digalakkan oleh pemerintah. Hal ini bertujuan untuk mengurangi penggunaan pestisida dan pupuk kimia berlebihan yg dilakukan oleh para petani. Mengingat juga kondisi tanah yang sudah mulai asam karena penggunaan pupuk kimia yg terlalu berlebihan, sehingga menimbulkan banyaknya penyakit dan mengakibatkan gagal panen. Dalam hal ini Kelompok Tani Rukun Santoso Desa Ngempit menerapkan metode sederhana dengan memanfaatkan barang bekas untuk tempat pengembangbiakan agens hayati pada Sabtu (27/5/2018) yang bertempat di rumah Wahyu, salah satu anggota kelompok tani.
Penerapan ini merupakan salah satu tindak lanjut dari sekolah lapang agens hayati yang sebelumnya diadakan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Pasuruan. Semua anggota Kelompok Tani Rukun Santoso bersepakat untuk terus mengembangkan agens hayati dan pembuatan pestisida nabati. Hal ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan petani terhadap pestisida kimia. Selain pembuatan agens hayati, ada juga percontohan satu petak lahan pakai aplikasi pupuk organik dan agens hayati untuk penanggulangan penyakit.
Ketika ditemui oleh reporter KIM SH, Aminulloh, salah satu anggota Kelompok Tani menjelaskan bahwa pengembangan agens hayati ini menjadi solusi yang ideal bagi para petani atas beberapa permasalahan yang dihadapi olah para petani salami ini. “Program agens hayati ini sangat bagus sekali untuk para petani, terlebih petani saat ini dihadapkan pada permasalahan rendahnya kualitas padi, adanya hama penyakit dan gagalnya panen. Oleh karena itu menurut saya program ini harus terus dikembangkan oleh para petani”. katanya. (Wahyu)
Penerapan ini merupakan salah satu tindak lanjut dari sekolah lapang agens hayati yang sebelumnya diadakan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Pasuruan. Semua anggota Kelompok Tani Rukun Santoso bersepakat untuk terus mengembangkan agens hayati dan pembuatan pestisida nabati. Hal ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan petani terhadap pestisida kimia. Selain pembuatan agens hayati, ada juga percontohan satu petak lahan pakai aplikasi pupuk organik dan agens hayati untuk penanggulangan penyakit.
Ketika ditemui oleh reporter KIM SH, Aminulloh, salah satu anggota Kelompok Tani menjelaskan bahwa pengembangan agens hayati ini menjadi solusi yang ideal bagi para petani atas beberapa permasalahan yang dihadapi olah para petani salami ini. “Program agens hayati ini sangat bagus sekali untuk para petani, terlebih petani saat ini dihadapkan pada permasalahan rendahnya kualitas padi, adanya hama penyakit dan gagalnya panen. Oleh karena itu menurut saya program ini harus terus dikembangkan oleh para petani”. katanya. (Wahyu)
No comments:
Post a Comment