Tidak semua desa memiliki lapangan hijau atau dikenal dengan sebutan lapangan bola. Sarana ini sangat penting bagi upaya menjadikan masyarakat sehat. Lapangan bola sangat diperlukan tidak hanya berfungsi untuk berolahraga sepak bola tetapi juga untuk keperluan lain yang memerlukan daya tampung yang besar misalnya upacara. Masyarakat Ngempit boleh bersyukur dan menikmati lapangan bola yang selama ini dirindukannya. Bermula dari tanah sawah pertanian produktif yang dikelola oleh dinas pertanian kabupaten kemudian diminta oleh masyarakat untuk difungsikan sebagai lapangan olah raga. Hak atas tanah pertanian itu bersifat hak pakai yang diberikan oleh bupati Pasuruan pada tahun 2001, yang saat itu Bpk Dade Angga. Atas permintaan masyarakat desa, akhirnya tanah tersebut berubah fungsi jadi lapangan olahraga. Tanah seluas kira-kira 50 x 90 meter itu telah banyak mengukir prestasi bola desa Ngempit yakni kesebelasan Singobarong. Luas lapangan bola yang seharusnya 105 x 68 m itu tak mengurangi semangat berolahraga bagi warga. Setiap pagi dan sore banyak anak remaja dan pemuda memanfaatkan lapangan tersebut.
Setiap upacara 17 Agustus pihak kecamatan pun juga sering menggunakan lapangan Ngempit, termasuk anak-anak sekolah tak jarang datang untuk berolahraga. Yang perlu dilakukan oleh pengurus lapangan dan pemerintah desa atas lapangan yang berlokasi di RT 01 dan RW 01 belakang pendopo adalah mengurusnya dengan baik, agar potensi olahraga yang dihasilkan dari lapangan tersebut terus berkelanjutan. Sangat disayangkan jika potensi lapangan tersebut hanya ditumbuhi rumput hijau tanpa memberdayakannya. KIM mencoba membahasnya kembali agar fungsi lapangan kembali melahirkan bibit-bibit olahraga yang dapat dibanggakan dan berpotensi membawa harum desa. (Ir)
No comments:
Post a Comment