Termotivasi dari gagalnya bercocok tanam padi akibat penyakit, harga gabah yang rendah tetapi pupuk yang sulit dengan harga tinggi, membuat seorang petani Bpk. Aminulloh (49 th) membuat terobosan baru dalam bertani, ia beralih pola taninya ke budidaya kangrowi. Namanya menggelitik, kangrowi adalah kepanjangan dari kangkung, terong dan sawi. Dengan cara coba-coba, ternyata hasilnya sangat bagus dan memiliki prospek yang bisa diharapkan, menyenangkan dan menjanjikan.
Ketika ditemui oleh kim, Bpk. Aminulloh mengatakan “ Alhamdulillah bertani kangrowi sangat mudah dan menghasilkan”. Menanam kangrowi tidak memerlukan lahan yang luas, kurang lebih 200 m2 saja. Masa tanam kangrowi juga relatif pendek yakni selama 30 hari, setiap harinya mampu menghasilkan 200 ikat sayuran sawi dan kangkung dengan harga jual Rp. 500/ikat, terong Rp. 3000/kg. Omset bertani kangrowi bisa mencapai 3 juta rupiah setiap bulannya.
Pertanian ini bisa menjadi pilot project pertanian sehat, sehingga diharapkan banyak petani yang mengikuti jejaknya dan mencontoh bertani kangrowi. Jika ada yang berminat hub Bpk Aminulloh : 082131317826.
No comments:
Post a Comment