Peristiwa bersejarah dalam perjalanan Islam
diperingati secara hidmat oleh warga desa Ngempit. Pada Jum'at malam (1/6/2018) warga desa memperingati Nuzulul Qur'an yang bertempat di Masjid Jamik Rahmat
Ngempit. Nuzulul Qur'an merupakan peristiwa turunnya kitab
suci umat Islam Al Qur'an pertama kali yaitu pada tanggal 17 Ramadhan, pendapat lain tanggal 27 Ramadlan, yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
SAW.
Peringatan tersebut dapat diartikan sebagai
ulang tahun turunnya wahyu Allah SWT. Disela acara ada beberapa demonstrasi melantunkan ayat-ayat Al Qur'an dari dua generasi, yakni
membaca Al
Qur'an bittaghonni oleh anak-anak dibawah 10
tahun binaan TPQ Baiturrahman Ngempit dan membaca Al Qur'an oleh para qori' yang sudah pensiun daripada suara merdunya,
mereka warga masyarakat Ngempit rata-rata diatas 45 tahun.
Acara
tersebut tampak ramai dan dipadati oleh ratusan
warga yang
memenuhi memenuhi masjid dan halaman. Hadir memberikan
hikmah Nuzulul
Qur'an, KH Nukman Abd Majid dari Gondangwetan Pasuruan. Dalam tausiyahnya beliau banyak mengupas cerita seputar Alquran dengan
bahasa yang enak yang muaranya mengajak semua generasi baik yang muda
maupun tua untuk selalu gemar dalam membaca dan tak sekali-kali meninggalkan Al Qur'an.
Disamping itu beliau juga menjelaskan hadits
Nabi SAW “Apabila seorang pemuda selalu belajar dan membacakan Al Qur'an maka
darah dan dagingnya akan menyatu dengan Al Qur’an”. Maka beliau melanjutkan
andaikan selembar kertas ditulisi dengan ayat ayat Al Qur’an dan dilempar ke
dalam api neraka maka kertas tersebut tak akan terbakar oleh api neraka. Ini artinya
tubuh seseorang yang sudah bersatu dengan Alquran tadi tak akan terbakar oleh
api neraka, jelas Nukman.
Oleh karenanya betapa hebatnya fadlilah
atau keutamaan Al Qur’an itu. Dia mencontohkan jika ada orang yang sudah tua
tetapi suka membaca Alqur'an dengan terbata-bata karena usianya, maka biarkan
saja, jangan ditegur dengan kasar. Orang tua itu telah berusaha dengan keras
membaca Alqur'an, apalagi sejak mudanya, maka jika seandainya ia yang sudah tua
itu masih suka membaca Al Qur’an maka sungguh dia telah membacanya dengan baik
hanya saja karena faktor keterbatasan mata dan lidah yang sudah kaku sehingga
terdengar salah. Oleh karena itu kepada yang tua dan generasi muda rajinlah
membaca Alqur'an dan jangan sekali-kali meninggalkan Al Qur’an, kata KH Nukman.
Acara ini diakhiri dengan
pembacaan doa oleh KH Fuad Nurhasan dari Pondok Pesantren Sidogiri.(Irham)
No comments:
Post a Comment