Tradisi membaca Al Qur'an dari waktu ke waktu makin ramai terdengar di musholla dan masjid. Kali ini alunan ayat-ayat suci Al Qur'an merdu terdengar dari pengeras suara masjid Rahmat. Kegiatan ini sangat positif untuk mengurangi jumlah kenakalan remaja yang meresahkan masyarakat khususnya para orang tua, tapi tidak demikian bagi remaja Desa Ngempit, malam ini tepat Jum'at Legi, 4 Juli 2017 Remaja masjid Rahmat Ngempit yang berdiri sejak tahun 1991 itu meneruskan tradisi membaca Al Qur'an 30 jus selama satu hari satu malam secara bergantian. Pada malam terakhir setelah merampungkan bacaan Al Qur'an, mereka melanjutkan dengan membacakan nama-nama orang yang telah meninggal (ahli kubur) sesuai permintaan masyarakat berdasarkan data yang masuk ke Remas. Tak kurang dari 200 orang yang telah meninggal dari 54 KK yang mengirimkan data. Para pemuda masjid itu khusyu' membacakan surat Al Fatihah untuk seluruh ahli kubur, dilanjut dengan membaca surat yasin dan tahlil.
Menurut ketua Remas Irfan (27 tahun) dana yang terkumpul malam ini dari masyarakat Rp 650 ribu akan digunakan untuk memakmurkan masjid. Ia mengaku uang ini tidak terlalu besar jika dibandingkan saat acara Ultah Remas, dana yang terkumpul bisa melampau 8 juta. Kegiatan mengirim ahli kubur seperti ini menurut ustad Aminullah (48 tahun) ketua takmir masjid efektif dan murah karena cukup dengan berjariyah melalui remas dibanding kenduri yang mengundang para tetangga, meski kenduri tetap saja bisa dilakukan, katanya. Tadarrus Qur'an atau lebih dikenal khotmul qur'an diakhiri dengan makan bersama masyarakat, tampak suasana akrab dan bersahaja meliputi kegembiraan mereka.(Ir)
No comments:
Post a Comment